Sebagai seorang muslim, pernahkah terbenak dalam hati kita pertanyaan seperti judul artikel ini??? Atau mungkin pernah bertemu orang yang menanyakan hal tersebut??? Mungkin bagi sebagian orang membaca Al-qur'an sudah merupakan sebuah rutinitas sehari-hari, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan (pasti bulan puasa ja hehehe). Tetapi apakah membaca Alqur'an hanya dijadikan sebagai rutinitas belaka? tanpa kita mengetahui urgensi dan makna yang terkandung didalamnya?
Oleh karena itu pada postingan kali ini, Indahnya Berbagi mencoba mengutip sebuah kisah yang mudah-mudahan bisa sedikit menjawab pertanyaan yang mungkin pernah terbenak dalam hati kita semua mengenai perihal membaca Al-qur'an. OK everybody! Prepare your self, open your eyes and your ear, read it and ponder it!!! (n_n)v
Seorang muslim tua Amerika tinggal disebuah perkebunan /area disebelah timur pegunungan kentucky bersama cucu laki2nya. Setiap pagi sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian untuk membaca Alqur'an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan mencoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.
Suatu hari ia bertanya kepada kakeknya : "Kakek, aku coba membaca Alqur'an seperti mu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walawpun ada sedikit yang aku pahami, segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi, apa gunanya membaca Alqur'anjika tak memahami artinya?".
Sang kakek dengan tenag sambil meletakkan batu2 di perapian, menjawab pertanyaan sang cucu : "cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air".
Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawahabis sebelum dia sampai dirumah. Kakeknya tertawa dan berkata, "Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali".
Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali inianak itu berlari lebih cepat, tapi lagi2 keranjangnya kosong sebelum sampai dirumah. Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, "tidak mungkin membawa sekeranjang air". dan dia pun pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya dengan ember tersebut. Kakeknya mengatakan : "Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lebih keras". San kakek pun pergi keluar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi.
Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi ia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air akan tetap habis sebelum sampai dirumah. Anak itu kembali mengambil keranjangnya dan mencelupkannya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai didepan kakeknya, air sudah habis dan keranjang itu kosong lagi.
Dengan terengah2, ia berkata : "kakek, ini tidak ada gunanya. Sia2 saja. Air di keranjang ini pasti akan habis di jalan sebelum sampai kesini". Sang kakek menjawab : "Nak, mengapa kamu berpikir ini tidak ada gunanya? coba lihat dan perhatikan baik2 apa yang terjadi dengan keranjang itu".
Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor menjadi keranjang yang bersih, luar dan dalam.
Sang kakek berkata : "Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Alqur'an? boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu mebacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam. Itulah pekerjaan Allah SWT dalam mengubah kehidupanmu".
MasyaAllah, dengan membaca saja, Alqur'an itu penuh dengan berkah dan pahala, apalagi kalau kita memahami makna sejatinya. Semoga hati kita dibukakan untuk disentuh oleh makna hakiki Alqur'an. Amiin
0 komentar:
Posting Komentar